|
22 Apr 2007 Beware: Pickpocket83109 Awas: Copet Beberapa hari yang lalu, kejadian tersebut terulang kembali. Tapi empat orang yang melakukannya berbeda dengan empat orang terdahulu. Semula aku memang tidak menyangka bahwa aku akan mengira mereka adalah para pencopet, tapi saat angkutan kota baru saja berjalan, salah seorang dari mereka yang duduk di depanku, mulai menjulurkan kakinya ke arahku. Saat itu, aku bertanya kepada orang tersebut, "Ada apa?" Dia tidak jadi menjulurkan kakinya (aku mungkin berpikir secara berlebihan), lalu aku pindah ke tempat lain (A ke B pada gambar di bawah ini). Tak lama setelahnya, mereka turun, nyaris bersamaan (dua orang turun terlebih dahulu, beberapa menit setelahnya dua orang lainnya menyusul turun). A few days ago, the occurence happened again. But this time, the four people who did it were different that the four people before. Initially I did not expect that I will think that they were pickpockets, but when the city transport started moving, one of them who sat in front of me, started to extend his leg to me. That time, I asked the guy, "Yes, what is it?" He cancelled to extend his leg (I may think overly), and then I moved to another place (A to B in the figure below). Not long after that, they alighted, almost at the same time (two of them alighted first, a few minutes later the other two alighted too). Hal ini mengingatkanku pada sebuah talkshow di salah satu stasiun televisi lokal. Ketika itu, tamu yang diundang untuk diajak bercakap-cakap adalah seorang pria yang pernah berprofesi sebagai seorang copet. Salah satu modus pencopetan yang dilakukannya adalah pencopetan di antrian pintu masuk studio di bioskop. Pencopetan dilakukan dalam tim. Satu orang berada di depan sasaran, satu orang berada di belakang sasaran. Kedua orang tersebut menggoyang badan sasaran mereka (sasaran merasa seperti didesak-desak dari depan dan belakang), kemudian mengambil dompetnya dan menyerahkannya ke temannya (sasaran tidak merasa diambil dompetnya, kalau sasaran merasa dompetnya diambil, tidak ada yang dapat dilakukannya karena dia berada dalam keadaan terjepit). Saat ini, dia berprofesi sebagai seorang copet lagi. Kok bisa gitu? This matter reminds me of a talkshow in a local television channel. That time, the invited guest that was asked to discuss was a man that had a profession as a pickpocket. One of the method of pickpocketing that he did was a pickpocketing on the queue of the entrance of a cinema. Pickpocketing was done in teams. One person is located on the front of the target, one on the back of the target. Both shake the body of the target (the target will not notice that his/her wallet has been taken, and if the target noticed that his/her wallet has been taken, nothing can be done because he/she was in the state of being sandwiched). Currently, he has the profession of a pickpocket again. How could it be? Pembawa acara juga menanyakan hal yang sama kepada Bapak tersebut. Bapak tersebut kemudian bercerita, suatu hari, dia melihat seorang ibu yang sedang mengadung (hamil) menangis. Dia mendekati ibu tersebut dan menanyakan hal yang telah terjadi. Tak disangka, ternyata dompet ibu tersebut dicuri oleh seroang pencopet. Saat itu, Bapak tersebut merasa ingin memukuli pencopet tersebut. Hal ini menyadarkan dia bahwa tindakan yang sering dilakukannya, yaitu pencopetan, membawa kesusahan bagi orang lain. Oleh karena itu dia berganti profesi menjadi seorang tukang ojek. The presenter also asked the same thing to him. He then began a story, once upon a time, he saw a mother who was pregnant crying. He approached the mother and asked what happened to her. Unexpectedly, the wallet of the mother was stolen by a pickpocket. That time, the guest felt that he wanted to hit and slap the pickpocket. That matter made him realize that the doing he often did, which was pickpocketing, brought adversity to others. Because of that he changed his profession to be a motorcycle driver. Mencopet, untuk tujuan apapun, akan menyusahkan orang lain dan membebani diri kamu sendiri karena kamu tahu bahwa tindakan tersebut bukanlah tindakan mulia. Pickpocketing, for whatever reason it is, will bring adversity to others and put a burden on yourself because you know that the action is not a good action.
Written by: adhi |